Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Organ hati yang terletak tepat di bawah diagfragma (lapisan pemisah rongga dada dan perut) memiliki fungsi yang cukup penting. Tugasnya menyaring darah untuk mengimbangi kandungan kimia berbahaya di dalam darah dan menghasilkan cairan empedu untuk membantu proses pencernaan. Oleh karena fungsinya tersebut, maka organ ini pun menjadi sangat rentan terhadap berbagai penyakit yang bisa menyebabkan kerusakan hati.
Kerusakan hati ini akan berdampak buruk bagi tubuh, apalagi bila dibiarkan terlalu lama. Sebab, kerusakan hati ini lambat laun bisa menjadi sirosis (pengerasan hati) yang bisa memicu gagal hati maupun kanker hati. Beberapa hal yang bisa mengakibatkan kerusakan hati, antara lain:
1. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak fungsi hati. Mengingat salah satu tugas organ hati adalah untuk menstabilkan kandungan kimia dalam tubuh, konsumsi terlalu banyak alkohol akan memaksa organ ini bekerja keras dalam mengurainya. Alkohol yang tidak dapat diurai disimpan sebagai lemak dalam hati. Timbunan lemak ini menghambat fungsi hati sehingga mengarah ke kerusakan fungsi hati.
2. Virus (Hepatitis B atau C)
Virus hepatitis B maupun C dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh, seperti darah dan air liur. Virus ini hanya menyerang hati dan menyebabkan kerusakan fungsi hati. Gejala pada orang yang tertular hepatitis B atau C tidak terlihat jelas dan hanya terlihat apabila kondisi hati sudah kronis.
3. Penimbunan lemak pada hati
Penimbunan lemak pada hati ini biasanya terjadi pada orang yang mengalami berat badan berlebih atau obesitas. Kelebihan lemak pada orang obesitas ini tak hanya tertimbun di sel-sel bawah kulit, namun juga di dalam organ hati. lambat laun kejadian ini bisa menimbulkan pembengkakan hati sehingga membuat hati menjadi rusak.
4. Merokok
Walaupun nikotin dalam rokok tidak ada manfaat untuk tubuh, zat ini akan tetap diurai oleh hati. Namun, karena membutuhkan waktu untuk mengurai nikotin dan ratusan zat lain yang terkandung dalam sebatang rokok, lambat laun akan menimbun di dalam hati dan merusak fungsinya.
5. Faktor keturunan
Hemochromatosis adalah penyakit keturunan saat tubuh penderita tidak dapat menyerap zat besi dengan sempurna. Zat besi yang tidak dapat diserap ini akan ditimbun di dalam hati. Lambat laun penumpukan zat besi yang berlebihan ini dapat merusak fungsi hati. Virus hepatitis B juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya yang masih dalam kandungan.
Buat lebih berguna, kongsi:
