
Gangguan pencernaan merupakan masalah kesehatan yang mempengaruhi satu atau beberapa organ dari sistem pencernaan secara bersamaan. Sistem pencernaan bertugas menerima makanan, mencerna atau memecahnya menjadi nutrisi yang bisa diserap untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui darah. Selain itu, sistem pencernaan juga bertugas memisahkan dan membuang bagian dari makanan yang tidak bisa dicerna seperti serat.
Gangguan pencernaan merupakan salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami anak-anak. Hal ini terjadi akibat belum kuatnya sistem pencernaan anak, apalagi pada bayi. Gangguan pencernaan yang tidak segera ditangani dapat membahayakan keselamatan anak. Hingga saat ini, diare bahkan masih menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak pada balita
Berikut ini tiga gangguan pencernaan yang sering terjadi pada anak dan cara mengatasinya:
1. Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya gangguan pencernaan seperti kembung, diare, kentut, mual, dan nyeri perut setelah 30 menit sampai dua jam, setelah anak mengonsumsi susu atau produk susu lainnya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya enzim laktase dan malabsorbsi laktosa.
Pertolongan pertamanya yaitu hentikan sementara konsumsi susu dan produknya. Setelahnya, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mengatur makanan yang dibutuhkan anak.
2. Diare
Kondisi gangguan pencernaan ini ditandai dengan buang air besar anak dengan konsistensi cair dan frekuensi yang sering (lebih dari tiga kali sehari). Penyebab diare bisa beragam, mulai dari infeksi bakteri, virus, atau reaksi pada obat tertentu. Salah satu hal yang harus diperhatikan saat anak mengalami diare adalah gejala dehidrasi yang bisa terjadi seiring dengan diare yang dialami anak.
Pertolongan pertamanya adalah cegah dehidrasi dengan memberikan larutan elektrolit seperti oralit atau larutan gula garam, lanjutkan pemberian ASI pada bayi yang masih mengonsumsi ASI dan berikan makanan bergizi dalam jumlah cukup.
3. Konstipasi
Ditandai dengan tinja yang keras, kering, dan sulit dikeluarkan sehingga menyebabkan nyeri saat anak buang air besar. Ia juga akan mengeluhkan nyeri perut. Kondisi ini biasanya terjadi selama dua minggu atau lebih.
Pertolongan pertamanya adalah berikan makanan tinggi serat untuk melunakkan tinja, bila perlu berikan juga obat-obatan laksatif yang digunakan melalui anus. Tapi bila anak mengalami satu atau lebih gejala yang menyertai seperti demam, muntah, berat badan turun, terdapat darah dalam tinja dan perut membuncit, sebaiknya Anda segera membawa anak ke dokter.
Buat lebih berguna, kongsi: