Pria Menemukan Kembali Mobilnya 20 Tahun Sejak Dia Melaporkan bahwa Mobilnya Dicuri













Emas Masih Dalam Tekanan Jelang Pidato Fed Yellen

Emas adalah salah satu logam mulia yang dalam bahasa Latinnya disebut Aurum atau sering disimbolkan sebagai Au dalam penggunaannya secara ilmiah. Emas memiliki nomor atom 79 dengan massa atom standar 196,97. Sifat umum emas diantaranya adalah berwarna kuning metalik, lembek, berat, dan mengkilap. Karena termasuk logam mulia, emas sukar bereaksi dengan zat kimia yang lain. Berdasarkan logam campurannya, jenis emas dapat digolongkan menjadi 5 yaitu:

-. Blue gold (emas biru)

Bahan utama blue gold adalah emas yang bercampur dengan besi.

-. Yellow gold (emas kuning)

Yellow gold atau yang biasa disebut emas kuning ini merupakan campuran dari 50% emas, 25% tembaga, dan 25% perak.

-. Green gold (emas hijau)

Emas jenis ini mengandung emas dengan campuran perak dan tembaga, dimana campuran peraknya lebih mendominasi daripada campuran tembaganya.

-. White gold (emas putih)

Dalam pasaran sering disebut emas putih. Emas ini memiliki campuran logam lainnya seperti seng, timah, tembaga, nikel, dan mangan.

-. Rose gold atau pink gold (emas pink)

Bahan campurannya terdiri dari emas, perak, dan tembaga dengan perbandingan 50:5:45 secara berurutan.

Selain memiliki jenis yang beragam, emas juga sangat beragam dari segi harganya. Hal ini tidak terlepas dari campuran logam lain yang digunakan. Oleh karena itu, kita tentunya sudah familiar dengan istilah karat yang menjadi tolak ukur kadar kemurnian emas. Semakin tinggi nilai karatnya, harganya pun semakin mahal.

Setelah sempat merangkak naik sejak sesi perdagangan Asia hingga perdagangan Eropa, Emas kembali mendapatkan tekanan saat memasuki sesi New York malam ini. Fokus pasar sedang tertuju pada Pidato ketua Fed, Janet Yellen pada Selasa siang waktu setempat (Rabu dini hari WIB).



Pada pukul 19:48 WIB, harga Emas berada di level $1,277.16 per ounce, menjauhi level tertinggi harian 1,280.98 yang tersentuh saat sesi Eropa tadi sore. Secara keseluruhan, harga Emas tidak banyak bergerak hari ini namun cenderung tertekan seolah melanjutkan pelemahan tajam hari Senin kemarin.

Sementara itu Emas Berjangka AS untuk pengiriman bulanDesember seharga $1,277.3 per ounce, sedikit naik setelah pada sesi perdagangan hari sebelumnya anjlok 1.4 persen dimana menjadi penurunan harian terbesar sejak 11 September lalu.


Fed Rate Hike Desember Hampir Pasti, Pasar Nantikan Petunjuk Lain

Prospek kenaikan suku bunga acuan Fed pada bulan Desember mendatang sudah dapat dipastikan bakal terlaksana, mengacu pada probabilitas dari CME FedWatch Tool. Namun fokuspasar terhadap pidato Yellen nanti mlm lebih tertuju pada kebijakan apa yang diambil “pasca Desember”.

“Mengingatkenaikan suku bunga Fed bulan Desember hampir pasti dilakukan, pelaku pasar (cenderung) akan mengamati dengan seksama retorika Fed seperti apa yang setelah bulanDesember”, ucap Barnabas Gan, Analis OCBC.

Ketua Fed Janet Yellen mengatakan pada hari Senin bahwa dia akan mengundurkan diri setelah Dewan Gubernur Jerome Powell dikonfirmasi resmimenjadi pengantinya di awal tahun depansebagai orang nomor satu di Bank Sentral AS.

“Kenyataan bahwa Yellen akan meninggalkan kursi ketua Fed meningkatkan sedikit volatilitas (pada hari Senin), mengingat Investor tengah menyesesuaikan posisimereka di market karena belum ada petunjukmengenai arah kebijakan fiskal calon ketua Fed, Jerome Powell”, ucap Loh Mun Chun, Direktur GoldSilver Central di Singapura.

Investor juga tengahmengamati sepak terjang Presiden Donald Trump pada hari Senin kemarin kembali “mencari masalah” dengan Korea Utara. Trump secara resmi menempatkan Rezim Kim Jong Un sebagai Negara sponsor teroris.

“Sangat sulit memprediksi dampak atas ulah Trump. K4mi hanya menanti seperti apa respon Korea Utara dan apakah hal itu akan meningatkan tensi geopolitik kawasan”, lanjut Barbanas Gan.

Secara teknikal, Emas berpotensi menembus Support di level 1,274 per ounce lalu kembali turun hingga 1,260 yang merupakan level terendah 6 Oktober, menurut Analis Reuters, Wang Tao.

Buat lebih berguna, kongsi: