
Testosteron adalah hormon seks pria yang penting untuk perkembangan seksual dan reproduksi. National Institutes of Health menganggap testosteron sebagai hormon pria yang paling penting. Sebetulnya, wanita juga memproduksi testosteron, tapi dalam tingkat yang lebih rendah.
Hormon testosteron atau yang diidentikkan sebagai hormon laki-laki ini memiliki pengaruh terhadap libido, pembentukan massa otot dan ketahanan tingkat energi, serta perubahan perubahan karakteristik seks sekunder pada pria seperti suara menjadi lebih berat.
Testosteron diproduksi terutama, di testis, dan dalam jumlah kecil dibuat di kelenjar adrenal. Sedangkan produksinya dikendalikan oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari. Hipotalamus akan menginstruksikan kelenjar pituitari, berapa banyak testosteron yang dihasilkan, dan kelenjar pituitari akan meneruskan pesan ini ke testis. Komunikasi ini terjadi melalui zat kimia dan hormon di dalam aliran darah.
Selain berperan dalam perkembangan organ seks pria, testosteron juga memiliki fungsi dalam perkembangan karakteristik seks sekunder saat pubertas, seperti suara yang lebih dalam dan pertumbuhan rambut wajah dan tubuh. Tak hanya itu, distribusi lemak, produksi sel darah merah dan pemeliharaan kekuatan otot juga dipengaruhi testosteron. Itulah sebabnya dikaitkan dengan kesehatan pria secara keseluruhan.
Di sisi lain, ada pula laki-laki yang memiliki kadar hormon testosteron di atas angka normal. Ibarat dua sisi mata uang, kondisi ini bisa membawa dampak positif dan negatif. Positifnya, kadar hormon testosteron yang tinggi dapat menormalkan tekanan darah dan menurunkan kecenderungan laki-laki untuk mengalami obesitas dan serangan jantung.
Sementara itu, beberapa studi menunjukkan keterkaitan antara kadar hormon testosteron yang tinggi dengan kecenderungan laki-laki untuk melakukan perilaku berisiko, seperti dorongan perilaku seksual berlebihan yang berisiko kepada tindakan kriminal. Namun, masih diperlukan penelitian yang lebih mendalam untuk membuktikan hal ini. Kadar testosteron yang tinggi juga membuat kecenderungan laki-laki untuk lebih mengonsumsi alkohol dan merokok.
Sayangnya, untuk beberapa alasan, kadar testosteron bisa saja menurun. Misalnya karena bertambahnya usia. Namun, menurut Harvard Medical School, tingkat kadar testoesteron bisa sangat berbeda tergantung pada waktu mereka diukur. Meskipun demikian, Anda tetap bisa mengenali gejala-gejala saat kadar testosteron Anda rendah, seperti:
1. Berkurangnya gairah seks.
2. Tulang menjadi rawan patah.
3. Sering mengalami depresi atau mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.
4. Mengalami disfungsi ereksi atau impotensi.
5. Meningkatnya ukuran payudara.
6. Menurunnya jumlah sperma.
7. Kehilangan massa otot dan rambut.
Sementara itu, kadar testosteron yang terlalu tinggi justru lebih mengganggu pada wanita. Seperti terjadi siklus menstruasi yang tidak teratur, meningkatkan jumlah rambut dan jerawat, dan mengalami pendalaman suara. Wanita dengan sindrom ovarium polycystic memiliki kadar hormon laki-laki yang tinggi, termasuk testosteron, yang bisa menjadi penyebab infertilitas.
Buat lebih berguna, kongsi: